Mengatasi Kegelisahan Waktu Ujian Matematika

Menurut penelitian baru , para pelajar SMA dan Perguruan Tinggi beranjak dari situasi menakutkan menuju kegemilangan dalam tes-tes besar degang cara menuliskan ketakukan ujian sebelumnya. 
Sebagaimana Mnuver Heimlich untuk mengatasi ketercekikkan dalam tekanan , menulis kekhawatiran  yang berhubungan dengan tes 10 menit sebelum mengikuti ujian besar tampaknya mengeluarkan kekhawatiran itu dan membuka jalan untuk pencapaian yang lebih tinggi , ungkap psikolog Gerardo  Ramirez dzn Sian Beiblock  dari Universitas Chicago seperti yang dilansirkan  Science News (13/01/11).
Menuliskan ketakukan yang tak terucap mengenai kegagalan dan kegelisahan yang terkait memperkenankan  para pelajar untuk mengevaluasi kembali kekhawatiran tersebut dan menesampingkan nya selama melakukan sebuah tes .(Ramirez dan Beiblock mengemukakan dalam edisi 14 januari jurnal Science).“Menuliskan kegelisahan  akan tes atau ujian secara substansial dapat meningkatkan nilai tes para pelajar dengan mencegah ketercekikkan yang menakutkan “ tutur Biblock
Ramirez dan Beiblock  menyediakan bukti pertama tentang orang –orang mendapatkan keuntungan instan dari penulisan ekspresif , kata psikolog James Panebaker dari Univesitas Texas di Austin. Penelitian dia sebelumnya menghubungkan menulis konflik pribadi dan trauma selama beberapa hari pada awal semester perkuliahan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan nilai akhir semester. 
Para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang depresi yang menulis tentang pengalaman pribadi yang menekankan selama beberapa bulan secara progresif lebih kurang merefleksikan tenatang topic-topik melankoli.Tidak jelas apakah para pelajar yang mangalami kegelisahan dapat secara langsung meningkatkan nilai ujian mereka melalui penulisan eksprensif  , catat Beiblock. 
Pennebaker setujuh “ Sebagaimana intervensi baru, ada sebuah kemungkinan kuat bahwa keefektipan dari latihan menulis berkurang seiring  waktu “ katanya .Selama 2 tahun ajaran berturut-turut di sekolah SMA Midwesten ,Ramirez,Beiblock meminta guru untuk secara acak menugaskan salah satu dari 2 latihan menulis kepada pelajar yang totalnya  berjumlah  106 orang untuk mnegikuti akhir ujian biologi. Tiap pelajar meluangkan waktu 10 menit menuliskan pikiran dan  perasaan tentang ujian yang akan datang atau sebuah deskripsi tentang topic biologi yang mereka duga tidak aka nada dalam ujian . 
Dalam kuisioner yang di berikan 6 minggu sebelum ujian akhir , 54 pelajar melaporkan kekhawatiran atau kecemasan konstan tentang mengikuti dan mungkin gagal dalam ujian. Diantara para pelajar yang gelisah, mereka yang menulis tentang perasaan yang berhubungan dengan ujian mendapatkan nilai rata-rata 6 persen lebih tinggi pada tes akhi tersebut daripada mereka  yang menulis  tentang topic biologi. Para penulis eksprensif mendapatkan rata-rata B+ pada ujian akhir ,sedangkan para penulis biologi mendapatkan B- . 
Mereka yang khawatir yang menulis tentang perasaan mereka mendapatkan nilai akhir sama tingginya dengan para pelajar yang melaporkan sedikit atau tidak ada kecemasan sama sekali tentang ujian. Para siswa yang gelisah mendapatkan nilai sekitar 6 persen di bawah rekan – rekan mereka yang tidak khawatir dalam 3 ujian pertengahan hingga ujiam akhir , sebuah penurunan yang disebabkan penulisan tentang kegelisahan tes.  
Tidak ada latihan menulis apapun yang menyebabkan para pelajar yang sedikit cemas tentang tes mendapatkan nilai yang lebih tinggi.  
Dalam sebuah eksperimen laboratorium terpisah , Ramirez dan Beiblock awalnya memberikan tes matematika tekkanan rendah dan kemudian tekanan tinggi kepada 47 Mahasiswa dengan kemampuan matematika sebanding. Pada tes tekanan rendah, mahasiswa diberitahu untuk melakukan yang terbaik. Pada tes tekanan tinggi , yang dirancang untuk menimgkatkan kecemasan tes, para relawan diberitahukan bahwa hasil tes mereka akan menentuka seberapa bsear ang yang akan melakukan eksperimen .

Para pertisipan yang meluangkan 10 menit menulis pikiran mereka tentang tes tekanan tinggi sebelum melakukan meningkatkan nilai mereka sacara subtansial lebih dari apa yang mereka proleh pada tes tekanan rendah. Aka tetapi , diibandingkan dengan hasil tes takanan rendah ,nilai  turun dengan  jelas pada tes tekanan tinggi bagi para mahasiswa yang menulis tentang kejadian  .emosial lain dalam hidup mereka , atau tidak yang menulis apa- apa. 

                Menurut penelitian baru , para pelajar SMA dan Perguruan Tinggi beranjak dari situasi menakutkan menuju kegemilangan dalam tes-tes besar dengan cara menuliskan ketakukan ujian sebelumnya. Sebagaimana Mnuver Heimlich untuk mengatasi ketercekikkan dalam tekanan , menulis kekhawatiran  yang berhubungan dengan tes 10 menit sebelum mengikuti ujian besar tampaknya mengeluarkan kekhawatiran itu dan membuka jalan untuk pencapaian yang lebih tinggi , ungkap psikolog Gerardo  Ramirez dzn Sian Beiblock  dari Universitas Chicago seperti yang dilansirkan  Science News (13/01/11). 
Menuliskan ketakukan yang tak terucap mengenai kegagalan dan kegelisahan yang terkait memperkenankan  para pelajar untuk mengevaluasi kembali kekhawatiran tersebut dan menesampingkan nya selama melakukan sebuah tes .(Ramirez dan Beiblock mengemukakan dalam edisi 14 januari jurnal Science). 
 “Menuliskan kegelisahan  akan tes atau ujian secara substansial dapat meningkatkan nilai tes para pelajar dengan mencegah ketercekikkan yang menakutkan “ tutur Biblock.Ramirez dan Beiblock  menyediakan bukti pertama tentang orang –orang mendapatkan keuntungan instan dari penulisan ekspresif , kata psikolog James Panebaker dari Univesitas Texas di Austin. Penelitian dia sebelumnya menghubungkan menulis konflik pribadi dan trauma selama beberapa hari pada awal semester perkuliahan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan nilai akhir semester. Para peneliti juga menemukan bahwa orang-orang yang depresi yang menulis tentang pengalaman pribadi yang menekankan selama beberapa bulan secara progresif lebih kurang merefleksikan tenatang topic-topik melankoli. 
Tidak jelas apakah para pelajar yang mangalami kegelisahan dapat secara langsung meningkatkan nilai ujian mereka melalui penulisan eksprensif  , catat Beiblock. Pennebaker setujuh “ Sebagaimana intervensi baru, ada sebuah kemungkinan kuat bahwa keefektipan dari latihan menulis berkurang seiring  waktu “ katanya . Selama 2 tahun ajaran berturut-turut di sekolah SMA Midwesten ,Ramirez, Beiblock meminta guru untuk secara acak menugaskan salah satu dari 2 latihan menulis kepada pelajar yang totalnya  berjumlah  106 orang untuk mnegikuti akhir ujian biologi. Tiap pelajar meluangkan waktu 10 menit menuliskan pikiran dan  perasaan tentang ujian yang akan datang atau sebuah deskripsi tentang topic biologi yang mereka duga tidak aka nada dalam ujian . Dalam kuisioner yang di berikan 6 minggu sebelum ujian akhir , 54 pelajar melaporkan kekhawatiran atau kecemasan konstan tentang mengikuti dan mungkin gagal dalam ujia.
Diantara para pelajar yang gelisah, mereka yang menulis tentang perasaan yang berhubungan dengan ujian mendapatkan nilai rata-rata 6 persen lebih tinggi pada tes akhi tersebut daripada mereka  yang menulis  tentang topic biologi. Para penulis eksprensif mendapatkan rata-rata B+ pada ujian akhir ,sedangkan para penulis biologi mendapatkan B- .
Mereka yang khawatir yang menulis tentang perasaan mereka mendapatkan nilai akhir sama tingginya dengan para pelajar yang melaporkan sedikit atau tidak ada kecemasan sama sekali tentang ujian. Para siswa yang gelisah mendapatkan nilai sekitar 6 persen di bawah rekan – rekan mereka yang tidak khawatir dalam 3 ujian pertengahan hingga ujiam akhir , sebuah penurunan yang disebabkan penulisan tentang kegelisahan tes. Tidak ada latihan menulis apaapun yang menyebabkan para pelajar yang sedikit cemas tentang tes mendapatkan nilai yang lebih tinggi. Dalam sebuah eksperimen laboratorium terpisah , Ramirez dan Beiblock awalnya memberikan tes matematika tekkanan rendah dan kemudian tekanan tinggi kepada 47 Mahasiswa dengan kemampuan matematika sebanding. Pada tes tekanan rendah, mahasiswa diberitahu untuk melakukan yang terbaik. Pada tes tekanan tinggi , yang dirancang untuk menimgkatkan kecemasan tes, para relawan diberitahukan bahwa hasil tes mereka akan menentuka seberapa bsear ang yang akan melakukan eksperimen .

Para pertisipan yang meluangkan 10 menit menulis pikiran mereka tentang tes tekanan tinggi sebelum melakukan meningkatkan nilai mereka sacara subtansial lebih dari apa yang mereka proleh pada tes tekanan rendah. Aka tetapi , diibandingkan dengan hasil tes takanan rendah ,nilai  turun dengan  jelas pada tes tekanan tinggi bagi para mahasiswa yang menulis tentang kejadian  .emosial lain dalam hidup mereka , atau tidak yang menulis apa- apa.


Posting Komentar

0 Komentar