Karakteristik Kultural Matematika

Obyek-obyek matematika bersifat sosial-kultural-historis, artinya bahwa matematika dan pembelajarannya merupakan milik bersama seluruh umat.Betapapun primitifnya suatu masyarakat, matematika adalah bagian dari  kebudayaannya (meski dalam bentuk yang sederhana). Karena itu matematika bersifat universal. Matematika itu sendiri lahir dari perjalanan panjang yang menyejarah dalam kehidupan manusia. Dalam membicarakan aspek kultural matematika, penulis akan membahasnya ke dalam tiga tema, yaitu sejarah matematika, evolusi matematika, dan etnomatematika. Masing-masing tema itu berhubungan dengan karakteristik kultural serta mempunyai pengaruh terhadap pembelajaran matematika. 

(1) Sejarah Matematika

Matematika seperti juga aspek kehidupan manusia lainnya, memiliki sisi yang  tidak terpisahkan yaitu sejarah. Sejarah matematika terbentang dari sekitar 4000 SM hingga kini serta memuat sumbangan dari ribuan tokoh matematika. Sejarah matematika menampilkan bagian matematika yang berkaitan dengan perkembangan matematika hingga menemukan bentuknya dewasa ini, yang terekam dalam kebudayaan besar: Mesopotamia, Mesir Kuno, Yunani Kuno, India Kuno, China Kuno, Arab Kuno, Persia, dan Eropa Kuno, serta zaman modern yang sebagian besar terpusat di Eropa. Sejarah matematika termasuk  bagian dari matematika. Sejarah matematika tidak saja ada karena keberadaanya merupakan suatu keniscayaan, tetapi ia juga penting karena dapat memberi pengaruh kepada perkembangan matematika dan pembelajaran matematika. 

Melihat bahwa matematika itu “diciptakan” oleh manusia terdahulu, maka ini  memberi ilham bagi paradigma pembelajaran yang bersifat konstruktivisme. Ini yang menurut penulis implikasi atau peran penting sejarah matematika dalam pembelajaran. Siswa diperbolehkan menggunakan usahanya sendiri menyelesaikan suatu masalah matematika (atau yang bernuansa matematika) bahkan dengan menggunakan bahasa dan lambangnya sendiri. Paradigma semacam ini kini menjadi trend dalam pembelajaran matematika realistik atau konstruktivis.

 

(2)Evolusi Matematika

Matematika tidaklah muncul secara tiba-tiba. Matematika bukanlah barang yang  aneh dan kaku - sehingga banyak yang merasa takut dengan matematika – ia bukan warisan para dewa. Matematika itu produk yang biasa saja, ia lahir karena ada sebabsebab yang melahirkannya  seperti halnya produk manusia lainnya, semisal lampu, sepeda, sistem pemerintahan, jenis musik, dan lain-lain. “Mathematics has not grown in a vacuum” (matematika tidak lahir dalam kevakuman) demikian menurut  Raymond L. Wilder (dalam Sudaryono) 


Posting Komentar

0 Komentar